Sabtu, 04 Februari 2017

SIAP-SIAP MEA (MASYARAKAT EKONOMI ASEAN)


di beberapa negara ASEAN akan terjadi berseliweran nya tenaga kerja baik di Indonesia maupun di negara ASEAN. karena pada tahun 2016 adalah tahun di mana kebijakan MEA (masyarakat ekonomi ASEAN) mulai diterapkan oleh pemerintah negara-negara ASEAN. di Indonesia sendiri pengetahuan tentang MEA masih sangatlah asing di sebagian masyarakat baik pada kalangan menengah ke atas maupun ke bawah. mereka kurang mengerti Apakah yang dimaksud dengan MEA (masyarakat ekonomi ASEAN).

MEA (masyarakat ekonomi ASEAN) adalah sebuah pasar tunggal yang disetujui oleh negara-negara di ASEAN pada dekade lalu. MEA sendiri adalah singkatan dari masyarakat ekonomi ASEAN dalam istilah asing disebut sebagai ASEAN Economic Community.

tujuan utama dilakukannya MEA (masyarakat ekonomi ASEAN) adalah meningkatkan kesejahteraan bagi penduduk di negara-negara ASEAN dan membuka penanaman modal asing agar meningkatkan lapangan pekerjaan dan dapat menyaingi Tiongkok dan India. MEA (masyarakat ekonomi ASEAN) tidak hanya membuka arus perdagangan barang atau jasa tetapi juga pasar tenaga kerja profesional seperti : dokter, pengacara, akuntan dan lainnya. oleh karena itu MEA (masyarakat ekonomi ASEAN) secara langsung akan mempengaruhi kualitas tenaga ahli di Indonesia.

dengan Adanya konsekuensi MEA (masyarakat ekonomi ASEAN) menurut beberapa ahli seperti ketua persatuan advokat Indonesia : Otto Hasibuan dan ketua Institut akuntan publik Indonesia : tarko sunaryo. menyatakan bahwa “tenaga ahli Indonesia” belum siap bersaing dengan tenaga ahli dari negara-negara ASEAN karena keahlian yang dimiliki oleh para tenaga ahli mengingat Indonesia sangat kurang tentang sumber daya manusia. menurut Otto Hasibuan “pengacara pengacara kita  apalagi yang muda-muda  sudah cukup unggul  selama ini kendala kita kan cuma bahasa, tetapi sekarang banyak anggota-anggota kita yang sekolah di luar negeri”.


para tenaga muda Indonesia belum sepenuhnya menyadari persaingan global tersebut. kemampuan bahasa asing dan mental dianggap sebagai dasar ketidaksiapan tersebut. selain kemampuan bahasa Inggris yang kurang, kesiapan mereka juga sangat tergantung pada mental banyak yang belum siap kalau mereka bersaing dengan akuntan luar negeri. Tarko  Sunaryo “dengan hal demikian Indonesia harus menyiapkan diri terlebih dahulu sebelum bersaing dengan tenaga asing dari negara-negara ASEAN lainnya”.

Menurut staf khusus Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dita Indah Sari menyatakan bahwa “Indonesia tidak ingin kecolongan dan telah menyiapkan strategi dalam menghadapi pasar bebas. tenaga kerja cepetan dibuka sektor diperluas tetapi syarat diperketat jadi juga tidak asal buka bebas tidak asal bebas” katanya. dengan adanya masyarakat ekonomi ASEAN berharap tidak menggeser eksistensi tenaga kerja lokal terutama tenaga kerja yang profesional yang berkualitas kita tidak mau tenaga kerja lokal yang sebetulnya berkualitas dan mampu tetapi karena ada tenaga kerja asing jadi tergeser maka dari itu kemenakertrans mempersiapkan sejumlah strategi dalam menghadapi MEA.

diantaranya berkaitan dengan kemampuan berbahasa dan sertifikasi lembaga profesi supaya bekerja di Indonesia. tenaga kerja asing wajib mampu berbahasa Indonesia dan mendapatkan sertifikat yang dibuat oleh lembaga profesi terkait. sertifikasi itu dilakukan di dalam negara Indonesia tetapi walau tenaga asing akan berseliweran di Indonesia MEA (masyarakat ekonomi ASEAN) mempunyai keuntungan yang diharapkan oleh negara-negara yang setuju untuk menerapkannya.

penelitian dari ILO menyatakan keuntungan dari masyarakat ekonomi ASEAN kan jelas dinikmati oleh tenaga kerja Ahli dan perusahaan tiap negara nantinya. selain mensejahterakan 600 juta tenaga kerja di Asia Tenggara ILO merinci bahwa permintaan tenaga kerja profesional akan naik 40% atau sekitar 14 juta sementara permintaan akan tenaga kerja kelas menengah akan naik 22% atau 38 juta. sementara tenaga kerja level rendah meningkat 24% atau 12 jutaan. namun laporan ini memprediksi bahwa banyak perusahaan yang akan menemukan pegawainya kurang terampil atau bahkan salah penempatan kerja karena kurangnya pelatihan dan pendidikan profesi masyarakat ekonomi ASEAN dapat juga menciptakan banyak lapangan kerja artinya Indonesia termasuk negara ASEAN lainnya.

akan mendapatkan peningkatan jumlah Keuntungan pada sektor ekonomi sebagian produk lokal pernah mendapatkan tempat di negara-negara Asia Tenggara itu artinya bukanlah hal yang sulit untuk menjual produk lokal kita hal tersebut juga diungkapkan oleh Presiden Jokowi seperti keripik sudah masuk ke Korea sarung masuk ke semua negara contoh-contoh seperti itu produk kita bersaing ada produktivitasnya syukur keripik kita masuk ke Korea saya takut keripik lain masuk ke Indonesia mukanya yang punya daya saing masukkanlah ke negara lain telah Jokowi seperti dikutip dari liputan6.com 

Indonesia memang masih perlu memperbaiki diri karena kita akan mengalami beberapa hambatan dalam menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN yakni mutu pendidikan tenaga kerja tanah air bisa dibilang masih sangat rendah faktanya hingga Februari 2014 Jumlah pekerja berpendidikan SMP atau di bawahnya tercatat sebanyak 76,4 juta orang atau sekitar 64% dari total 118 juta pekerja di Indonesia hambatan lainnya adalah ketersediaan dan kualitas infrastruktur yang kita miliki belumlah cukup dan hal tersebut nantinya akan mempengaruhi kelancaran arus barang dan jasa dan warga Indonesia harus bersiap menghadapi serbuan produk-produk impor yang senantiasa sudah sangat diterima dengan baik oleh masyarakat di tanah air bukan hanya peningkatan kualitas sumber daya manusia pemerintah juga tentunya harus membuat sebuah strategi jitu dalam sektor industri dan infrastruktur.

Berita ini di posting Oleh Makanan Sehat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar